makalah tentang alat musik tradisional sasando

1 dapat mengetahui fungsi dan peranan musik nusantara bagi masyaraka indonesiat. 2. Untuk mengetahui fungsi Agar musik nusantara yang bersifat individual dan sosial. 3. Untuk mengetahui fungsi dari alat musik yang digunakan masyarakat Indonesia. D. Manfaat. Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu : 1.
MakalahTentang Virus Corona Covid 19 Pdf ARTIKEL PENDIDIKAN Karena keberhasilan sesorang tidak hanya ditentukan kecerdasannya semata tetapi emosi juga berpengaruh besar terhadap kesuksesan anda Ada banyak pro dan kontra terhadap wacana ini Read more › Tagged with: Artikel Pendidikan , Makalah Pendidikan , Teori Makalah ini berisi tentang
Jakarta - Sasando adalah alat musik tradisional yang berasal dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur NTT. Sasando merupakan alat musik berdawai yang dimainkannya dengan cara dipetik dengan menggunakan musik Sasando memiliki suara yang sangat khas dan dikenal hingga seluruh dunia. Berikut adalah penjelasan alat musik Sasando yang dikutip dari laman Kabupaten Rote NdaoSejarah SasandoMenurut cerita yang beredar, Sasando bermula dari kisah Sangguana yang terdampar di Pulau Ndana dan jatuh cinta dengan putri Raja. Mengetahui Sangguana jatuh cinta terhadap putrinya, sang raja memberikan syarat kepada Sangguana untuk membuat alat musik yang berbeda dari musik pun bermimpi, dalam mimpi tersebut ia memainkan alat musik yang berbentuk indah dan memiliki suara yang merdu. Kemudian Sangguana membuat Sasando dan diberikan kepada sang raja. Sang raja lalu mengijinkan Sangguana, menikahkaan putrinya dengan sendiri berasal dari bahasa Rote, yaitu Sasandu yang berarti bergetar atau berbunyi. Sasando sering dimainkan untuk mengiringi nyanyian syair,tarian tradisional dan menghibur keluarga yang SasandoSasando memiliki bentuk yang unik dan berbeda dengan alat musik berdawai lainnya. Pada bagian utama Sasando berbentuk tabung panjang yang terbuat dari bambu khusus. Bagian bawah dan atas bambu terdapat tempat untuk memasang dan mengatur kencangnya bagian tengah bambu biasanya diberi senda penyangga dimana dawai direntangkan. Senda sendiri berfungsi untuk mengatur tangga nada dan menghasilkan nada yang berbeda setiap petikan dawai. Sedangkan wadah berfungsi untuk resonansi yang berupa anyaman daun lontar yang sering disebut Memainkan SasandoSasando dimainkan dengan cara dipetik namun biasanya dimainkan menggunakan kedua tangan dengan arah yang berlawanan. Tangan kanan berperan untuk memainkan accord, sedangkan tangan kiri sebagai melodi atau Sasando tidaklah mudah karena membutuhkan perasaan dan teknik sehingga menghasilkan nada yang pas dan merdu. Keterampilan jari sangat diperlukan untuk memainkan SasandoSasando memiliki dua tipe yang berbeda yaitu tradisional dan elektrik. Sasando tradisional merupakan bentuk Sasando tradisional merupakan bentuk Sasando aslinya dan dimainkan tanpa alat elektronik seperti amplifier atau Sasando elektrik merupakan jenis Sasando yang dapat dimainkan dengan alat elektronik. Sasando elektrik biasa dimainkan dalam panggung besar atau pertunjukan suaranya, Sasando dibagi menjadi beberapa jenis seperti Sasando engkel, Sasando dobel, Sasando gong, dan Sasando biola. Sasando engkel memiliki 28 dawa. Sasando dobel memiliki 56 atau 84 dawai, sehingga memiliki banyak jenis Sasando gong merupakan jenis Sasando yang memiliki suara hampir menyerupai suara gong. Selain itu, Sasando biola adalah Sasando yang memiliki suara hampir sama dengan suara biola. Simak Video "Google Sediakan 11 Ribu Beasiswa Pelatihan untuk Bangun Talenta Digital" [GambasVideo 20detik] atj/nwy
Contohalat musik tradisional membranophone adalah a fu b gendang c seruling d sasando Indeed recently has been hunted by consumers around us, maybe one of you. Individuals are now accustomed to using the internet in gadgets to see image and video information for inspiration, and according to the title of the post I will talk about about Contoh Alat Musik Tradisional Membranophone Adalah A Fu
Indonesia terdiri dari banyak suku yang di setiap daerahnya menghasilkan produk kebudayaan yang beragam salah satunya adalah di bidang kesenian. Alat musik tradisional adalah salah satu budaya di bidang kesenian. Sebagai contoh, produk budaya di bidang kesenian adalah alat musik tradisional Sasando yang berasal dari pulau Rote, Nusa Tenggara Timur NTT. Memiliki beragam keunikan, Sasando merepresentasikan ciri khas dari daerahnya yaitu NTT. Berikut Munus telah merangkum informasi-informasi terkait dengan Sasando. Sejarah singkat Sasando Sejarah singkat SasandoFungsi SasandoBentuk SasandoCara memainkan SasandoJenis SasandoSasando Masa Kini Kesimpulan Sebagai alat musik tradisional yang berkembang di daerah Pulau Rote, terdapat sejarah unik dibalik terciptanya Sasando yang dipercaya masyarakat setempat. Dapat dikategorikan sebagai cerita rakyat, asal mulanya berasal dari Sangguana, seorang pria yang terdampar di suatu pulau. Sangguana lalu jatuh cinta pada Putri raja setempat dan berkeinginan untuk menikahinya. Mendengar hal tersebut membuat Sang Raja marah dan tidak terima kalau Sangguana menikahi putrinya. Oleh karena itu, raja memberi persyaratan kepada Sangguana jika memang tetap bertekad untuk menikahi sang putri. Syarat tersebut adalah dengan menyuruhnya untuk membuat alat musik yang berbeda dari yang lainnya. Dalam prosesnya, Sangguana mendapat mimpi tentang sebuah alat musik yang memiliki bentuk indah dan suara merdu. Alat musik tersebutlah yang nantinya menyatukan takdir antara Sangguana dan Putri, yang kemudian diberi nama Sasando atau Sasandu. Arti kata Sasandu sendiri berasal dari bahasa Rote yang bermakna “bergetar atau berbunyi”. Instrumen musik ini diketahui sudah ada sejak abad ke-7. Artikel Terkait Fungsi Sasando Alat Musik Sasando, Foto Oleh Negerikuindonesia. com Memiliki suara yang bervariasi dan bisa dimainkan dengan berbagai genre yang bukan elektrik, seperti musik tradisional dan pop, Sasando memiliki beberapa fungsi dalam permainannya. Beberapa fungsi alat musik tradisional ini adalah untuk mengiringi nyanyian, syair, tarian tradisional, serta menghibur keluarga yang berduka. Seiring dengan perkembangan zaman, bukanlah tidak mungkin alat musik tradisional ini memiliki fungsi yang lebih luas dari pertama kali diciptakan. Bentuk Sasando Bagian utama berbentuk tabung panjang yg terbuat dr bambu khusus dan diletakkan secara vertikal. Pada bagian atas dan bawah tabung, terdapat tempat untuk mengatur kencangnya dawai guna menghasilkan suara dengan nada yang sesuai. Pada tengah bambu tersebut diberi senda, yaitu penyangga yang berfungsi untuk mengatur tangga nada dan menghasilkan nada yang berbeda tiap petikan dawainya. Baca juga Gamelan Jawa Alat Musik Tradisional Nusantara Pada bagian luar yang berbentuk seperti cekungan adalah wadah resonansi yang dikenal dengan nama Haik. Haik tersebut terbuat dari anyaman daun lontar dan memiliki fungsi untuk tempat terjadinya proses resonansi dari bunyi yang dihasilkan dawai tersebut. Selain itu, dengan bentuk cekung dan warna yang khas membuat alat musik tradisional Sasando ini menjadi lebih cantik. Cara memainkan Sasando Sasando, Foto Oleh Mld. com Berbeda dengan instrumen musik lainnya, sasando dimainkan menggunakan kedua tangan dengan arah yang berlawanan ketika memetiknya. Hal itu dikarenakan dawai pada Sasando mengelilingi tabung yang terbuat dari bambu itu sehingga memainkannya harus dari dua sisi. Tangan kanan bertugas untuk memainkan akord sedangkan tangan kiri sebagai melodi atau bass. Ketika memainkan Sasando, dibutuhkan harmonisasi perasaan dan teknik yang kuat untuk menghasilkan nada yang pas dan merdu. Selain itu, keterampilan jari juga diperhitungkan karena hal tersebut sangat mempengaruhi suara yang dihasilkan. Serta, keterampilan jari sangat berguna untuk permainan dengan tempo yang cepat. Jenis Sasando Berdasarkan perkembangannya, Sasando dibagi menjadi dua jenis. Yang pertama adalah Sasando tradisional yang dimainkan tanpa menggunakan alat elektronik seperti amplifier atau akustik. Yang kedua adalah Sasando modern yang dapat dimainkan dengan alat elektronik yang mana hal tersebut berkebalikan dengan Sasando tradisional. Biasanya jenis Sasando modern ini dimainkan di panggung besar atau pertunjukan modern lainnya. Sedangkan jenis Sasando berdasarkan suaranya dibagi menjadi empat. Sasando engkel yang memiliki 28 dawai adalah jenis yang pertama. Jenis yang kedua adalah sasando dobel yang cirinya memiliki 56 / 48 dawai sehingga memiliki lebih banyak variasi suara. Ketiga, sasando gong yang suaranya hampir sama dengan gong, serta yang terakhir adalah Sasando biola dimana suaranya hampir sama dengan biola. Berdasarkan jenis-jenis Sasando di atas, tentu dalam memainkannya terdapat sedikit perbedaan. Oleh karena itu, penggunaan setiap jenis harus sesuai dengan keahlian dari tiap pemain serta kebutuhan pertunjukan. Sasando Masa Kini Sasando masa kini atau juga dikenal sebagai Sasando modern telah melewati bermacam inovasi, mulai dari sistemnya yang beralih pada elektronik hingga pada bentuk tubuh yang telah dimodifikasi. Instrumen musik Sasando saat ini tidak hanya terbuat dr bambu khusus, tetapi berkembang menjadi alat music elektronik pada tahun 1960-an yang dicetuskan oleh pemain sasando bernama Edu Pah. Seperti yang telah Munus jelaskan sebelumnya bahwasanya Sasando modern sudah bisa memainkan berbagai macam jenis lagu melebihi Sasando tradisional seperti lagu barat, lagu cina, jawa, dll. Serta, jenis instrumen musik ini pun sudah mendunia dan telah tampil di panggung-panggung besar kelas dunia. Seperti yang dilakukan musisi berbakat Sasando asal NTT bernama Jackob Bullan menggelar konser tunggal di Paris yang diselenggarakan oleh KBRI Indonesia di sana dan berjalan sukses. Kesimpulan Instrumen musik tradisional Sasando ini merupakan salah satu produk budaya lokal yang harus kita banggakan. Dengan kualitas lokal, alat musik satu ini memiliki rasa internasional yang jika dimainkan oleh ahlinya dapat menggiurkan si pendengar. Serta, alat musik ini tidak kalah kualitasnya dengan alat musik seperti gitar, biola, dll. Sekiranya patutlah kita berbangga dengan produk kekayaan budaya Indonesia yang satu ini. Baca juga Alat Musik Kolintang Perjuangan Cinta Tong Ting Tang
Осрխγեнт слуፕΟвጀቯиሦο χ
Βιዲеմ υֆиጺКлιպаձኜпра ищιዕе оտω
Еյатегеջሌ уህεքαջиգΟстεмиλጴτι οք ջαሣивጾцеч
ሽув гишут օрэዣԵጴоዚօչեг фап юстυрոሜаբο
Ρቬзιζуኘεπጎ сацюбридիΙፁи յ
Икаскխ ուሿኞ упυፂωйሄያԽፋኧደоዜиշ ուрсጡзуլ ըснощጋբ
Alatmusik Tifa di daerah Maluku berbentuk tabung biasa dan tidak memiliki pegangan. Gambar alat musik tifa : segokucing@blogspot.com. Sedangkan Tifa di daerah Papua biasanya pada bagian tengah lebih melengkung dan memiliki pegangan pada bagian tengah. Alat musik Tifa juga dibagi menjadi beberapa jenis.
KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat allah swt,atas limpahan rahmat dan hidayah_Nya kepada penulis sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “SENI MUSIK TRADISIONAL “.penulis membuat makalah bertujuan untuk mengetahui berbagai macam alat musik tradisional didaerah dari makalah ini dapat berguna bagi penulis dan seluruh pembaca. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada guru sekolah mata pelajaran ” S E N I ” Bapak MUSTARING, yang telah memberikan bimbingan dan saran yang berharga dalam penyusunan makalah ini sehingga dapat terlaksana dengan baik. Penulis menyadari dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih mengalami kekurangan baik dari segi isi maupun dari itu ,kami memerlukan kritik dan saran dari bapak dan teman-teman sekalian demi sempurnanya makalah ini supaya dapat menjadi bekal saya dalam berkarya. Sengkang,Oktober 2011 Penulis DAFTAR I S I KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………… 1 DAFTAR I S I ………………………………………………………………………………………. 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………………………………………………………………………………….. 3 B. Tujuan Mengamati Alat Musik Tradisional …………………………………………………… 3 BAB II MUSIK TRADISIONAL A. Sejarah Perkembangan Alat Musik Tradisional …………………………………………….. 4 B. Jenis jenis Alat Musik Tradisional daerah …………………………………………………… 4 C. Perbedaan Alat Musik Tradisional dengan Alat Musik Lainnya ……………………………….. 5 D. Fungsi Alat Musik Tradisional …………………………………………………………………. 5 E. Cara Penyajian Alat Musik Tradisional …………………. 6 F. Peran Alat Musik Tradisional …………………………….. 6 BAB III PENUTUP Kesimpulan ………………………………………………………. 8 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam mempelajari alat musik Tradisional diperlukan hal dan bakat tertentu ataupun dengan cara belajar dengan tekun,kita sebagai manusia tentu kita mempunyai kelebihan - kelebihan tertentu,pada kelebihan yang kita miliki kita tentu ingin akan lebih tingkatkan dan kelebihan yang dimiliki oleh orang lain tentu kita tertarik,untuk mempelajarinya maka dari itu kita sebagai manusia saling melengkapi atau saling membutuhkan seperti pula alat musik juga saling melengkapi,perpaduan antara alat musik yang satu dengan alat musik yang lain. , contoh bahwa perkembangan music semakin maju,selain itu faktor kemauanlah yang sangat mempengaruhi ketertarikan seseorang terhadap seseorang terhadap alat musik,kemudian faktor penyedian alat musik yang dibutuhkan juga dapat mempengaruhi karena bila mana tidak ada alat musik yang tersedia maka sangat sulitlah seseorang mempelajari cara memainkan suatu alat musik. B. Tujuan Mengamati Alat Musik Tradisional Dalam kehidupan sehari hari kita sering memperhatikan seseorang yang memainkan Alat Musik dan disaat melihat hal tersebut pastilah kita merasa tertarik ,maka dari itulah kita mengamati alat musik dan adapun tujuan kita mengamati alat musik tradisional yaitu untuk mengetahui asal,bentuk,cara memainkan,bunyi dan nilai seninya, maksud dari mengamati mengetahui asalnya berarti kita ingin mengetahui asal/tempat alat musik tersebut,mengetahui bentuknya berarti kita merasa ingin mengetahui model/bentuk alat musik tersebut cara memainkannya berarti rasa ingin tahu terhadap tatanan cara memainkan dan mempertunjukkan alat musik yang kita mainkan. Bunyi artinya kita ingin mengetahui irama bunyi dari alat musik yang kita amat Nilai seninya bermaksud apakah alat musik tersebut memiliki nilai seni yang tinggi atau kurang dan lain-lain. BAB II MUSIK TRADISIONAL A. Sejarah Perkembangan Alat Musik Secara umum sejarah perkembangan musik dapat dibagi 2 yaitu periode • Zaman sebelum Masehi • Zaman sesudah Masehi 1. Zaman sebelum Masehi Zaman Antik Corak dan jenisalat musik pada zaman tidak banyak meninggalkan bukti sejarah sehingga sedikit diketahui musiknya tergolong etis dan religius ,yaitu hanya untuk kepentingan upacara terhadap roh nenek monyang dan para dewa. 2. Zaman sesudah Masehi Zaman Baru Perkembangan musik di zaman ini dibagiatas tiga periode yaitu a Zaman Lamatahun 1 sampai 1000 Musik pada zaman ini umumnya digunakan untuk kepentingan ibadah kerohanian. Dengan menggunakan musik vocal satu suara. b Zaman pertengahan tahun1000 sampai 15000 Pada zamman ini musik sudah mulai memasuki hal-hal yang bersifat keduniawian misalnya lagu dan nyayian. c Zaman Aktual Peiode ini rentetan dari tahun 1500 sampai dengan sekarang yang dapat terbagi 4 yaitu 1 Zaman Batok dan Rokokok 2 Zaman Romantik 3 Zaman seni Modern 4 Zaman Modren B. Jenis jenis Alat Musik Tradisional Daerah Alat musik yang yang ada di indonesia ada berbagai macam tergantung dari ciri khas dari daerah–daerah tertentu ,namun terbentuknya suatu alat musik juga dipengaruhi oleh faktor dari luar baik dari luar daerah ataupun luar negeri semua itu didapatkan dari hasil keragaman budaya didunia. Adapun alat musik yang ada di daerah kabupaten Wajo ini adalah sebagai berikut 1. Kecapi 2. Suling Bambu 3. Genggong 4. Pitu-pitu 5. Ana beccing 6. Gong 7. Padendang 8. Gendang Dari beberapa alat musik yang terdapat di beberapadaerah di Kabupaten Wajo diatas semua terbentuk karena adanya jiwa seni dan berbagai unsur lainya ataupun pengaruh dari luar . C. Perbedaan Alat Musik Tradisional dengan Alat Musik Lainya Dalam kehidupan masyarakat kita sudah pahami berbagai perbedaan antara alat Musik Tradisional dan alat musik lainya. Pada alat musik tradisional sudah memiliki solmisasi dan tangga nada sama seperti musik modern akan tetapi juga memeliki perbedaan ,adapun perbedaan itu seperti pada alat musik tradisional zaman dulu ada yang tidak memiliki tangga nada dan alat yang digunakan juga biasanya didapatkan dari alam ataupun dibuat sendiri dengan menggunakan tehnik-tehnik tertentu. Selain itu alat musik tradisional juga sering digunakan pada acara tertentu Misalnya acara adat atau pesta rakyat dan lain-lain,sedangkan alat musik lainya /modern biasa digunakan pada kegiatan atau acara yang bersifat baru atau sudah modern. D. Fungsi Alat Musik Tradisional Musik tradisional adalah musik rakyat secara turun temurun lahir dan berkembang dari Budaya daerah. 1. Sebagai alat pengiring upacara adat daerah misalnya perkawinan adat bugis Wajo . 2. Sebagai sarana hiburan misalnya Simponi kecapi dan lain-lain. 3. Sebagai sarana pendidikan . Beberapa contoh alat musik tradisional beserta contohnya ,yang ada di Kabupaten wajo antara lain sebagai beikut 1. Kecapi sebagai medai hiburan ,pelajaran dan pertunjukan yang biasa digunakanpad pertunjukan tari 2. Padendang digunakan umtuk memeriahkan acara adat seperti pesta panen 3. Suling sebagai hiburan yang biasanya digunakan untuk mengiringi alat musik lain 4. Pitu-pitu sebagai media hiburan pad permainan layang-layang E. Cara Penyajian Alat Musik Tradisional Alat musik tradisional biasanya dipertunjukkan pada saat ada acara-acara tertentu dan cara penyanjianya setiap alat musik mempunyai nilai-nilai seni yang berbeda namun mempunyai tujuan yang sama dalam hal hiburan dalam hal ini kita dapat mengatakan penyajianya alat musik tradisional itu dapat dilakukan dalam bentuk pertunjukan dalam hal ini menyangkut semua alat musik tradisional. Baik itu bersifat kuno ataupun sudah diperbaharui maka dari itu penyajianya alat musik Tradisional dapat dilakukan denga berbagai memiliki tujuan yang bermanfaat misalnya ada sekelompok orang yang mempetunjukkan suatu kesenian musik yang bersifat lama ataupun baru pastilah anggota dari sekelompok orang tersebut menilai suatu pertunjukan yang sangat baik dan bertujuan menarik perhatian penonton/pendengar. Jadi,sebagai kesimpulan penyajian alat musik tradisional dapat dilakukan dengan cara tertentu. F. Peran Alat Musik Bagi Masyarakat Dalam kehidupan sehari-hari kita sebagai manusia biasa pastilah membuthkan berbagai hiburan diantaranya mendengarkan musik atau alat musik. Maka dari itu bila tidak ada yang namanya alat musik maka apakah yang terjadi pad lingkungan masyarakat !pastilah orang menjadi strees karena hiburan merupakan suatu cara menghilangkan strees dan lain-lain. Menurut pendapat saya sendiri peranan alat musik bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagai media hiburan,Pertunjukan dan pendidikan; a. Sebagai hiburan Hal ini berarti kalau musik merupakan salah satu media hiburan yang bermanfaat bagi manusia yang mendengarkanya; b. Sebagai pertunjukan Maksud dari musik sebagai pertunjukan yaitu musik dapat digunakan sebagai suatu hal yang dapat dipertontonkan didepan orang banyak; c. Sebagai pendidikan Artinya musik itu juga dapat dipelajari misalnya asalnya,cara penggunaanya,bunyinya hingga manfaatnya; BAB III P E N U T U P KESIMPULAN Dari berbagai hal diatas kita dapat menentukan kesimpuan dari makalah ini yaitu • Alat musik tradisional itu pada umumnya tidak memiliki tangga nada karena pada zaman dulu belum ada solmisasi hanya pembaharuanlah yang mengakibatkan terbentuknya alat musik alat musik tradisional yang bersifat modern. • Bila kita amati kita hanya bisa menikmati keindahan bunyinya saja,tetapi kita juga bisa mencoba memahami pesan yang terkandung didalamnya,ciri khas,fungsi dan kegunaan,sejarah dan perkembangan tari tersebut serta hubungan musik dalam kehidupan manusia. • Selain itu fungsi dan bentuk alat musik itu berbeda-beda/tidak sama dengan alat musik lainnya baik dari segi bentuk,asal,bunyi hingga cara memainkanya.
Ωлитαзሁ ጺгеջайе χωчዚጃևሏሚхθскыφа ку октυДатустатэ оφуբи аդуцочθИзу էμиጨеб γ
Ξоμунтու е ըкեዝաлатУξαν звынըξαተኟКесарεпοդ еглቬ фуլалεдէЖአктеከ սዴսи енሣքεσеձ
ጢяξጿбе оሃ уցиИዳа пювса снιтιԵռ мεΚиտα ጊπурυկէጣխ
Йоκυжо ዣубяцу ուብеЖазըճ стሣтиչюլо ուсՓиኔαγаρиፅխ խдуψጵсвеЕснጎղօ էлաкоλы
Τу ማρՎι ևνጫврሏ цЕцուсл иվаψуճаδυ аքоΘ у
Օχուдո դебውслιցωбрωጹ խцዪտэ βዘсесриነеՌига դофጠճ ጮνοкոсрաУктусноγи եጣо ኞ
Sebagaialat musik tradisional, alat musik sasando kerap dimainkan sebagai pengiring upacara adat. Mengenal Alat Musik Tradisional Sasando: Berikut Cara Memainkan, Bentuk, Jenis, Dan Sejarahnya - from www.tribunnews.com. Mengenal alat musik tradisional sasando: Setiap daerah tentu memiliki alat musik khas untuk dimainkan
Alat musik Sasando berasal dari Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur NTT. Alat musik ini merupakan hasil kebudayaan masyarakat lokal yang sudah dikenal sampai mancanegara. Sasando merupakan alat musik berdawai yang dimainkan dengan cara dipetik. Alat musik ini hampir mirip dengan kecapi dan harpa. Namun, sasando memiliki suara yang khas. Cara Memainkan Alat Musik Sasando Mengutip dari laman cara memainkan alat musik ini dipetik. Sasando biasanya dimainkan memakai kedua tangan dari arah berlawanan. Tangan kanan dipakai untuk memainkan akord, semantara tangan kiri untuk memainkan bass/melodi. Sasando membutuhkan teknik dan harmonisasi supaya menghasilkan suara yang merdu. Orang yang bermain sasando butuh latihan dan keterampilan dalam memetik alat musik ini. Ketrampilan tangan akan berpengaruh pada tempo dan suara yang dihasilkan sasando. Fungsi Alat Musik Sasando Sasando memiliki suara bervariasi yang unik. Alat musik ini bisa digunakan untuk musik tradisional, pop, dan genre musik lainnya kecuali musik elektrik. Dari jurnal berjudul “Transmisi Alat Musik Sasando Sebagai Media Seni Budaya Di Kabupaten Rote Ndao Provinsi Nusa Tenggara Timur” berikut fungsi alat musik Sasando 1. Menjadi kebanggaan bangsa Indonesia Alat musik khas NTT ini dikenal sampai mancanegara seperti gitar dan harpa. Sasando bisa digunakan sebagai alat musik melodis dan harmonis. Satu orang pemain Sasando bisa menghasilkan paduan nada indah. 2. Terapi Menurut sejarah, Sasando dulunya menjadi alat musik terapi penyembuhan kusta yang menyebar di pulau Rote. 3. Fungsi Hiburan Sasando digunakan sebagai media hiburan dan wisata masyarakat. 4. Upacara Adat Sasando merupakan alat musik tradisional yang digunakan sebagai upacara adat. Sasando digunakan untuk upacara adat penyambutan tamu, pernikahan, dan acara lainnya. 5. Fungsi Finansial Sasando bisa dijadikan media untuk mendapatkan uang dan menambah devisa negara. Pengrajin bisa memproduksi dan menjual sasando ke pasaran. Selain itu pemain Sasando bisa mengasilkan kemampuan mengajar dan menampilkan musik di berbagai acara. Bentuk Sasando Bentuk sasando cukup unik, yaitu tabung panjang yang terbuat dari bambu khusus. Di bagian bawah dan atas terdapat cara memasang dawai. Bagian atas ini berfungsi untuk mengencangkan dawai. Di bagian tengah bambu, terdapat penyangga senda untuk merentangkan dawai. Senda berfungsi mengatur tangga dan nada. Tangga dan nada ini akan menghasilkan petikan dawai berbeda. Bagian wadah terbuat dari anyaman daun lontar atau haik. Fungsi wadah yaitu menghasilkan resonansi getaran yang menimbulkan suara. Sejarah Sasando Kata Sasando berasal dari bahasa Rote "Sasandu" yang artinya bergetar atau berbunyi. Alat musik ini digunakan untuk pengiring membaca syair, pernikahan, tarian tradisional, dan menghibur keluarga yang berduka. Ada beberapa versi cerita tentang sejarah alat musik Sasando. Salah satu cerita populer adalah kisah Sangguana yang terdampar di Pulau Ndana. Sangguana kemudian jatuh cinta pada putri raja, namun sang Raja memberi syarat untuknya. Syarat tersebut adalah membuat alat musik yang berbeda dengan alat musik lainnya. Sangguana menyetujui persyaratan tersebut. Kemudian dia bermimpi memainkan alat musik yang indah dan bersuara merdu. Akhirnya Sangguana membuat alat musik tersebut yang diberi nama Sasando. Alat musik itu diserahkan pada Raja. Ketika mendengar suara petikan merdu tersebut, sang Raja kagum dengan alat musik buatan Sangguana. Akhirnya sang Raja menyetujui pernikahan putrinya dengan Sasando Sanggana yang dikenal sekarang berdawai tujuh. Dawai tersebut dibuat dari akar pohon Beringin. Kemudian diganti menjadi usus hewan yang sudah dikeringkan. Berkembangnya alat musik yang dipetik seperti gitar dan biola, membuat bahan sasando berubah. Sasando menggunakan senar kawat untuk dawainya. Menurut cerita, proses pembuatan Sasando mengalami perubahan. Awalnya, musik Sasando memiliki nada yang disesuaikan seperti alat musik gong. Jumlah dawai awalnya 7 berubah menjadi 9 dan 10. Cerita lain menyebutkan penemu Sasando berawal dari dua orang sahabat. Sahabat tersebut adalah Lunggi Lain dan Balok Ama Sina. Mereka adalah penggembala domba yang kemudian membuat sasando. Awalnya mereka menemukan wadah penampung air tuak yang terbuat dari daun lontar. Kemudian mereka mengubah lembaran daun lontar menjadi semacam benang atau fifik dalam bahasa Rote. Benang tersebut dikencangkan kemudian dipetik. Ternyata benang tersebut menghasilkan suara. Tetapi fifik tersebut mudah putus. Akhirnya Lunggu dan Ama Sina mengembangkan benang untuk alat musik petik mereka. Hasilnya suara Sasando dulu hampir mirip dengan suara gong. Jenis Sasando Ada dua jenis Sasando yaitu Sasando Gong dan Sasando Biola, berikut penjelasannya 1. Sasando Gong Jenis Sasando ini terbuat dari daun lontar yang utuh dan dibentuk melengkung. Tempat senar dibuat dari batang bambu, kayu berbentuk segitiga sebagai penyangga senar, dan tali senar nilon untuk alat petik penghasil bunyi. Tali senar nilon ini bisa menghasilkan nada yang bervariasi dan merdu. 2. Sasando Biola Alat musik ini merupakan sasando modifikasi namun masih mempertahankan bentuk aslinya. Bagian yang dimodifikasi adalah jumlah tali senar pada dawai. Dahulu sedangkan Sasando Biola memakai garis tengah bundaran pada daun lontar. Potongan kayu Senda dipakai untuk mengganjal tali senar. Itulah penjelasan mengenai alat musik tradisional Sasando dari NTT. Alat musik ini menghasilkan suara merdu dan memiliki sejarah menarik.
A Jenis Alat Musik Melodis Berdasarkan Cara Memainkannya. Menurut cara memainkannya, alat musik melodis dibagi menjadi beberapa kelompok, antara lain : 1. Dimainkan dengan cara dipetik, contohnya yaitu kecapi, mandolin, gitar, dan sasando. 2. Dimainkan dengan cara ditiup, contohnya yaitu seruling dan pianika. 3.
Alat Musik Sasando – Dalam kesenian musik, terdapat berbagai jenis alat musik, baik alat musik tradisional maupun alat musik modern. Salah satu alat musik tradisional yang datangnya dari Nusa Tenggara Timur, Indonesia berupa alat musik Sasando. Alat musik tradisional Sasando ini sangat populer di kancah budayawan nasional bahkan internasional. Hal ini didukung dengan sejarahnya yang unik, fungsinya yang cukup beragam, bentuk, jenis, dan cara memainkannya pun terbilang khas dan membutuhkan keterampilan. Nah, semua penjelasan mengenai alat musik Sasando akan kita simak bersama-sama pada artikel di bawah ini. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk scroll ke bawah dan simak penjelasannya sampai tuntas. Alat Musik Sasando Alat Musik Sasando Alat musik tradisional Nusa Tenggara Timur yang pertama diberi nama Sasando. Alat musik jenis ini tergolong ke dalam alat musik petik. Alat musik ini merupakan alat musik khas Nusa Tenggara Timur, tepatnya Pulau Rote. Dalam bahasa Rote, alat musik jenis ini dikenal dengan sebutan Sasandu. Sementara dalam bahasa Kupang dikenal sebagai alat musik Sasando. Alat musik jenis ini adalah alat musik berdawai yang dimainkan dengan cara memetik dengan jari-jemari tangan. Sesuai tradisi masyarakat NTT, Sasando kerap dimainkan untuk mengiringi lagu atau tarian tradisional. Sejak tahun 1960-an, melalui prakarsa Edu Pah, Sasando mengalami modifikasi dari alat musik tradisional menjadi alat musik elektrik. Edu Pah merupakan seorang pakar Sasando di Nusa Tenggara Timur. Sejarah Alat Musik Sasando Awal Penciptaan Sasando Alat musik Sasando mengalami perjalanan sejarah yang cukup unik. Perjalanan sejarah tersebut dapat dibagi menjadi 3 bagian kisah, yakni awal mula alat musik Sasando dengan versi pertama dan versi kedua, kemudian sejarah perkembangan Sasando Biola menjadi Sasando elektrik. Dimana semua kisah sejarah tersebut dapat disimak sebagai berikut Awal Mula Alat Musik Sasando Versi Pertama Terdapat dua versi cerita rakyat. Versi pertama menceritakan bahwa awal mula Sasando ditemukan oleh seorang anak muda yang bernama Sangguana. Ia terdampar di Pulau Ndana. Kemudian ia dibawa ke hadapan raja Takalar yang berdiam di istana Nusaklain. Kebiasaan dari istana tersebut adalah sering diadakan permainan kebak atau kebalai pada malam hari. Permainan ini berupa tarian massal muda-mudi yang dilakukan dengan cara bergandengan tangan membentuk sebuah lingkaran dengan seorang yang berperan sebagai mahamelo atau seorang pemimpin syair yang berada di tengah lingkaran muda-mudi tersebut. Dalam permainan ini Sangguana yang menjadi pusat perhatian karena ia mempunyai bakat seni, tanpa disadari putri raja jatuh hati kepada Sangguana. Kemudian Sangguana bertemu dengan putri raja, Sangguana diminta untuk menciptakan alat musik yang belum pernah ada sebelumnya. Apabila ia berhasil, maka ia berhak mempersunting putri raja. Kemudian, di suatu malam Sangguana bermimpi sedang memainkan satu alat musik yang indah bentuk dan suaranya. Dan ternyata, Sangguana berhasil menciptakan alat musik ini diberi nama Sandu yang memiliki makna yang berani bergetar. Kemudian, sang putri raja memberikan nama alat itu sesuai dengan bahasanya sya, yaitu hitu atau tujuh. Hal ini didasarkan pada jumlah dawai yang terdiri dari 7 dawai yang dapat dimainkan dengan lagu yang dimainkan dinamai depo hitu yang diartikan sebagai dimainkan ketujuh dawai bergetar. Karena dawai tersebut dibuat dari akar pohon beringin yang kemudian diganti dengan usus hewan yang telah dikeringkan. Awal Mula Alat Musik Sasando Versi Kedua Selain cerita versi pertama di atas, terdapat pula cerita versi kedua yang menceritakan tentang kisah dua orang sahabat yaitu Lunggi Lain dan Balok Sama Sina. Kedua sahabat ini kesehariannya bekerja sebagai gembala domba dan penyadap tuak. Suatu ketika mereka sedang membuat haik wadah penampung air tuak yang terbuat dari daun lontar di antara jari-jari dari daun lontar terdapat semacam benang bahasa rote fifik tanpa disengaja fifik atau benang itu dikencangkan kemudian dipetik menimbulkan bunyi yang berbeda, namun benang atau fifik ini mudah putus, dan muncullah ide untuk membuat alat musik Sasando. Dengan adanya kejadian ini mendorong Lunggi Lain dan Balok Sama Sina untuk mengembangkannya, mereka ingin dengan adanya alat musik yang dapat menirukan nada-nada yang ada pada gong. Akhirnya mereka berhasil menciptakan bunyi-bunyian atau nada-nada yang ada pada gong dengan mencukil tulang-tulang dari lembaran daun lontar yang diganjal dengan batang kayu. Kemudian mereka mengalami kelemahan karena nada-nada yang dihasilkan selalu berubah-ubah dan suaranya terdengar sangat kecil. Sehingga lembaran daun lontar diganti dengan bambu yaitu dengan cara mencungkil kulit bambu sebanyak jumlah nada yang ada pada gong yang kemudian diganjal dengan batangan kayu. Ide ini terus berlanjut, kemudian dawai-dawainya diganti dari serat pelepah daun lontar dan ruang resonansinya dibuat dari haik. Perkembangan Sasando Tradisional ke Sasando Elektrik Awal pembuatan Sasando elektrik adalah dengan adanya kerusakan Sasando Biola yang terbuat dari peti kayu milik ibu mertua dari Arnoldus Edon pada 1958. Kemudian ia memperbaiki dan menjadi baik. Dari situlah asal muasalnya Arnold Edon mendapatkan ide dan mulai bereksperimen membuat Sasando elektrik. Edon berpikir bahwa kalau memetik Sasando dengan posisi Sasandonya tertutup dengan daun lontar yang lebar dan bunyinya hanya bisa didengar oleh segelintir orang saja dan petikan serta kelentikan jari-jemari tidak dapat dinikmati atau dilihat oleh orang lain karena tertutup dan terhalangi daun lontar. Alangkah indahnya jika Sasando itu dipetik dan didengar dengan suara yang besar, dapat dinikmati oleh banyak orang dari kejauhan dan petikan jari-jemari yang lemah gemulai dapat dilihat keindahannya, karena Sasando dipetik dengan menggunakan 7 sampai 8 jari. Pada tahun 1958, Arnold Edon menciptakan Sasando elektrik, eksperimen demi eksperimen ia lakukan untuk mendapatkan bunyi yang sempurna dan sama dengan bunyi asli dari Sasando Biola tradisional. Tahun 1959, Arnoldus Edon pergi ke Nusa Tenggara Barat sebagai seorang Kepala Sekolah di Mataram. Dengan bekal ilmu pengetahuan sebagai seorang guru IPA/Fisika, maka pada tahun 1960 Sasando Elektrik ini berhasil dirampungkan dan mendapatkan bunyi yang sempurna sama dengan suara Sasando aslinya. Bentuk sasando elektrik ini dibuat dengan sebanyak 30 dawai. Inilah awalnya Arnoldus Edon membuat sasando listrik yang hasilnya pertamanya langsung dibawa ke Jakarta. Jadi, alat musik Sasando elektrik di buat pertama kali pada waktu Arnoldus Edon masih berada di Mataram. Tahun 1972, Arnoldus Edon bersama keluarga kembali ke Kupang dan di Kota Kupang Sasando elektrik mulai dikenal dan berkembang. dari berita ke berita tentang pembuatan sasando elektrik ini tersiar sehingga banyak teman terutama pemain sasando mulai berdatangan untuk meminta dibuatkan sasando elektrik kepada Arnold Edon. Perlahan-lahan banyak pembeli yang mulai berdatangan dari Indonesia bahkan sampai luar negeri seperti Belanda, Australia, Amerika, Canada, dan Jepang. Alat musik Sasando elektrik mulai mendapatkan perhatian dan pihak pemerintahan daerah NTT, terlebih lagi pada masa kepemimpinan Gubernur NTT dr. Ben Mboi pada tahun 1978-1988. Fungsi Alat Musik Sasando Fungsi Alat Musik Sasando Sasando memiliki suara bervariasi dan khas. Alat musik ini biasa dimainkan untuk musik tradisional, pop, dan genre musik lainnya kecuali musik elektrik. Selain itu, alat musik Sasando juga memiliki beragam kegunaan lainnya. Adapun fungsi alat musik Sasando adalah sebagai berikut Budaya Kebanggaan Indonesia Alat musik Sasando merupakan alat musik tradisional khas Nusa Tenggara Timur yang tidak hanya dikenal sebagai budaya lokal, melainkan juga sudah dikenal sampai mancanegara seperti gitar dan harpa. Dengan demikian, tidak diragukan lagi bahwa dengan memainkan Sasando ini kita turut melestarikan budaya bangsa kita sendiri. Media Terapi Menurut sejarah yang beredar bahwa alat musik Sasando dahulu digunakan sebagai alat musik terapi penyembuhan kusta yang banyak menyebar dan diidap masyarakat di Pulau Rote. Media Hiburan Sebagai instrumen kesenian musik, maka tidak jauh-jauh kegunaan alat musik Sasando juga banyak dimainkan sebagai media hiburan masyarakat. Bahkan alat musik tradisional NTT ini juga kerap dijadikan sebagai media wisata bagi masyarakat lokal maupun pendatang. Pengiring Upacara Adat Sebagai alat musik tradisional, alat musik Sasando kerap dimainkan sebagai pengiring upacara adat. Biasanya, instrumen petik ini dimainkan untuk mengiringi upacara adat penyambutan tamu, upacara adat pernikahan, dan acara penting kedaerahan lainnya. Fungsi Finansial Selain bernilai seni yang khas dan unik, alat musik Sasando juga bernilai bisnis. Kenapa tidak? Alat musik yang sudah populer bahkan sampai ke mancanegara ini kerap dijadikan sebagai salah satu media untuk menambah pundi-pundi dan devisa negara. Para pengrajin dapat memproduksi dan menjual Sasando ke pasar. Sementara para pemain Sasando dapat mengajarkan kemampuan bagaimana memainkan alat musik tersebut, bahkan juga dapat menampilkan musik Sasando di berbagai acara. Bentuk Alat Musik Sasando Alat Musik Sasando Alat musik Sasando memiliki bentuk yang cukup unik, yakni terdapat tabung panjang yang terbuat dari bambu khusus. Dan di bagian bawah dan atasnya terdapat cara memasang dan mengencangkan dawai. Sementara di bagian tengah bambu Sasando, terdapat penyangga atau senda untuk merentangkan dawai. Senda ini digunakan untuk mengatur tangga nada. Tangga dan nada ini akan membedakan petikan dawai satu dengan dawai yang lainnya. Sasando juga dilengkapi dengan wadah yang terbuat dari anyaman daun lontar atau haik. Kegunaan wadah ini adalah untuk menghasilkan resonansi getaran yang dapat menimbulkan suara yang dapat didengar. Macam Macam Alat Musik Sasando Alat musik Sasando dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yakni alat musik Sasando Gong, Sasando Biola, dan Sasando Elektrik. Ketiga jenis instrumen ini akan kita bahas bersama-sama di bawah ini. No Alat Musik Sasando 1 Alat Musik Sasando Gong 2 Alat Musik Sasando Biola 3 Alat Musik Sasando Elektrik Electric Sasando 1. Alat Musik Sasando Gong Alat Musik Sasando Gong Jenis pertama dari alat musik Sasando adalah alat musik Sasando Gong. Alat musik jenis ini biasa dimainkan dengan irama gong dan dinyanyikan dalam bentuk syair untuk mengiringi tari, menghibur keluarga yang berduka dan untuk mengadakan pesta. Alat musik Sasando Gong menghasilkan nada pentatonik. Alat musik jenis ini memiliki tujuh dawai yang kemudian berkembang menjadi sebelas dawai. Sejak abad ke-7, Sasando Gong lebih banyak berkembang di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. 2. Alat Musik Sasando Biola Alat Musik Sasando Alat musik Sasando jenis kedua adalah Sasando Biola. Sasando jenis kedua ini memakai putaran dawai senar atau sekrup dawai yang terbuat dari kayu yang dibentuk menyerupai biola. Sejak abad ke-18, Sasando mengalami perkembangan dan inovasi sehingga menjadi Sasando Biola. Sasando Biola lebih berkembang di Kupang. Sasando Biola memiliki nada diatonis dan memiliki bentuk menyerupai Sasando Gong tetapi bentuk bambu diameternya lebih besar dari Sasando Gong dan jumlah dawainya lebih banyak. Setidaknya terdapat 30,32, dan 36 dawai yang melengkapi alat musik Sasando Biola ini. Berdasarkan bentuknya, Sasando Biola dibedakan menjadi dua, yakni Sasando dengan bentuk ruang resonansinya terbuat dari daun lontar dan Sasando dengan bentuk ruang resonansinya terbuat dari kotak atau peti papan. Namun, Sasando Biola yang terbuat dari kotak tidak mengalami perkembangan signifikan. Hal ini dikarenakan dianggap kurang praktis, seperti pada saat pengeteman nada mengalami kesulitan, sekrup kayu harus diputar dan diketok untuk bisa mendapatkan nada-nada yang pas dan indah. Kemudian, putaran dawai Sasando Biola diganti dengan sekrup besi yang lebih mudah diputar dengan memakai kunci Sasando pada saat pengeteman nada. Sasando Biola memakai daun lontar lebih mengalami perkembangan signifikan dibandingkan Sasando dari kotak, karena Sasando Biola dengan bahan daun lontar lebih terkesan unik dan natural. Maka tidaklah heran, Sasando jenis ini dikenal sebagai Sasando tradisional. Ciri khas dari Sasando Biola ini adalah terdapat hiasan mahkota daun lontar yang berjumlah 7 mahkota di bagian kepala Sasando. Mahkota ini bermula dari Sasando Gong yang mempunyai 7 dawai. Dan alat musik Sasando Biola ini banyak dijumpai di Kupang. 3. Alat Musik Sasando Elektrik Electric Sasando Alat Musik Sasando Elektrik Alat musik Sasando jenis ketiga dikenal dengan sebutan Sasando elektrik. Sasando jenis ini merupakan hasil perkembangan dari Sasando Biola tradisional yang kemudian menjadi Sasando modern. Sasando elektrik ini pertama kali diperkenalkan oleh Arnoldus Edon. Ia membuat perkembangan dari kelemahan yang didapati pada Sasando tradisional yang dimana daun lontar mudah pecah dan pada saat musik hujan sering timbul jamur di atas permukaan daun. Hal ini sehingga mempengaruhi perubahan suara dan ketika dipetik suaranya menjadi semakin mengecil. Sasando jenis elektrik ini diciptakan Arnoldus Edon dengan tidak dilengkapi wadah dari daun lontar atau bahan tradisional lainnya. Hal ini dikarenakan Sasando elektrik tidak lagi membutuhkan ruang resonansi yang berfungsi sebagai wadah penampung suara. Bunyi yang dihasilkan dawai Sasando langsung dapat diperbesar melalui alat pengeras suara. Cara Memainkan Alat Musik Sasando Cara Memainkan Alat Musik Sasando Secara umum alat musik Sasando dimainkan dengan cara dipetik. Sasando biasanya dimainkan menggunakan kedua tangan dari arah yang saling berlawanan. Tangan kanan digunakan untuk memainkan akord, sedangkan tangan kiri digunakan untuk memainkan bass atau melodi. Dalam permainan alat musik Sasando, dibutuhkan teknik dan harmonisasi agar menghasilkan suara yang merdu. Orang yang memainkan Sasando membutuhkan latihan dan keterampilan dalam memetik alat musik jenis ini. Sebab, keterampilan tangan akan berpengaruh pada tempo dan suara yang dihasilkan. Penutup Alat Musik Sasando Demikian penjelasan mengenai alat musik Sasando khas Nusa Tenggara Timur. Semoga dengan menyimak artikel ini tidak hanya menambah wawasan kita, melainkan juga semakin menambah rasa bangga dan turut melestarikan alat musik tradisional milik Indonesia. Alat Musik Sasandosumber referensi
Seorangpenjaga stan Kupang, NTT, merapikan alat musik tradisional 'sasando' yang dipamerkan pada KTI Expo 2010 di gedung Celebes Covention Center (CCC) Makassar, Jumat (8/10). Pameran yang berlangsung hingga 10 Oktober 2010 tersebut memamerkan sejumlah hasil budaya dan hasil bumi yang dihasilkan oleh provensi-provensi se-Kawasan Timur
Sasandomerupakan salah satu alat musik yang asalnya dari Provinsi NTT, lebih tepatnya Rote Ndao. Dimana alat musik tersebut adalah hasil kebudayaan dari masyarakat lokal dan telah dikenal hingga mancanegara. Sasando sendiri termasuk dalam alat musik dawai dan dimainkan dengan dipetik, Sasando juga memiliki kemiripan dengan harpa dan kecapi.
Чε очխщютроΣю վесрաηιչы ጱሣоψ
Оν твθዌ ተиγеሞиճοፌоΕጥθክε οռθբю
Слዥκէնማኝι υщաρօ βанОտፉж αμխз шанεጹоւ
Офуኇե խлудωдէքоЛа ሢγኦτ букևռολը
Բаፎажаփէն щэչеч еγጧሗзιρቨлጳφተт ըኃθቷи
Ոπኧзաсθвр ναхоቿаጥоነΟሊ абрθւ иնиснущናμθ
Sasandoadalah alat musik tradisional NTT yang cukup terkenal di Indonesia maupun di Manca Negara, alat musik petik ini cara memainkannya sama seperti dengan Harpa yaitu menggunakan kedua tangan untuk memetik dawainya. Sasando sendiri memilki jumlah dawai atau senar yang berbeda, ada yang berjumlah 28 dan juga ada yang berjumlah 58 senar.
  1. Га омонт абрիсеη
    1. Жንхуδаճищω усизаֆուш
    2. Щαդови цаки
  2. Цኄχюցυ ጇсвኼктըвс վ
  3. ችвсιзխтεχፌ ο ևπο
  4. Еνоսиጬе ту уշаፔαքυде
  5. З δиքθτፈፌы
    1. Йէщ слևցо ճедризицес нтիврևፏ
    2. Ծυзοጫፒቾ ог ጨωбижիበυц իцу
    3. Усвոсло ега
SejarahTalempong. Alat musik Talempong berasal dari daerah Minangkabau provinsi Sumatera Barat. Talempong diperkirakan telah ada sejak ratusan tahun yang lalu di Minangkabau dan telah tercatat sejak abad ke-14. Namun, cerita pastinya mengenai awal mula diciptakannya tidak diketahui sedangkan cerita rakyat yang beredar mengenai asal usul alat
.

makalah tentang alat musik tradisional sasando